alat yang digunakan untuk boiling

Masukkanalat ke dalam air mendidih (semua permukaan alat harus terendam) Tambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5% kedalamnya. Proses boiling dilakukan selama 30 hingga 60 menit. 2. Kukus. Sebagaimana kita ketahui, mengukus adalah memasak dengan menggunakan uap air. Sama hal nya dengan metode sterilisasi alat bedah dengan metode ini. 3 Pengadaan Peralatan Proses Sol-Gel a. Disain untuk Peralatan Sol-gel Untuk pengadaan peralatan utama telah disusun TOR Sol-Gel Precipitation Equipment System and The Process for R&D of HTGR Fuel Fabrication Technology yang digunakan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) untuk mengadakan pelelangan (bidding) kepada rekanan-rekanan internasional 11 PRINSIP DASAR. Sebelum memulai melakukan praktikum di laboratorium praktikan harus mengenal dari alat-alat laboratorium dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia. Selain itu praktikan harus tahu cara menggunakannya dengan teknik dan prosedur yang benar, walaupun sudah mengenal alat Boilingatau merebus adalah teknik memasak bahan makanan dalam cairan hingga titik didih 100*c. 22 alat dapur bahasa inggris info terpopuler. Ada berbagai macam sendok (spoon) dan centong (ladle) yang patut kita ketahui, di antaranya … Mixer adalah alat mekanis yang digunakan untuk mencampur bahan adonan yang biasanya digunakan untuk BoilingFlask atau yang lebih dikenal Labu Didih ini adalah sebuah peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas (glass ware) yang berbentuk seperti labu dengan berbagai macam jenis leher, mulai dari single track, double track hingga triple track.. Macam bentuknya juga berfariasi mulai dari yang bundar hingga (rund buttom) digunakan untuk memanaskan bahan dan ada juga rata Bearing: berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan serta hilangnya tenaga akibat bagian yang saling berputar. Belt : Pemindah tenaga melalui kontak antara belt dengan pulley penggerak dan pulley yang digerakkan. Boiling point : titik didih dari suatu material. Bolt : fasteners yang digunakan sebagai pasangan dari nut. Untukmelakukan sterilisasi tentunya diperlukan alat pensterilan, dimana alat yang biasa digunakan yaitu autoklaf yang biasa disebut dengan sterilisasi basah. Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen . Tekniksimmering kerap dikenal juga sebagai teknik merebus dengan api kecil. Perbedaan teknik simmering dan boiling terletak pada titik didih yang digunakan. Jika teknik boiling membutuhkan titik didih hingga 100℃, teknik simmering hanya membutuhkan titik didih di suhu 80℃ - 95℃. . Mengidentifikasikan peralatan1. Oven gas/listrikOven ini beroperasi secara sederhana dengan memanaskan udara dalam ruang tertutup, sumber panas dapat berupa listrik atau gas. Loyang ditempatkan langsung di dasar oven, bukan di rak kawat. Temperatur disesuaikan dengan setiap unit yang berbeda. Panaskan dulu oven seperlunya. Untuk menghindari hilangnya energi dan gangguan pada saat memasak, jangan membuka pintu oven jika tidak GrillerAlat ini digunakan untuk proses memasak yang sama seperti broiler, kecuali sumber panas berada di bawah makanan dan bukannya di atas. Terdapat banyak model pemanggang yang digunakan, perbedaan pada pengoperasiannya adalah sumber panas yang digunakan seperti gas, listrik atau Juga Peralatan & Perlengkapan di Bar - Peralatan Besar, Peralatan Bar, Glassware, dan Peralatan Deep fryerAlat ini hanya mempunyai satu kegunaan – untuk memasak makanan dalam minyak panas. Jenis-jenis penggorengan deep fryerPenggorengan standar, sumber panas berupa listrik atau gas dan mempunyai kontrol termostat yang dapat mempertahankan minyak tetap berada pada temperatur yang otomatis mengangkat makanan dari minyak secara otomatis setelah bertekanan adalah penggorengan yang meiliki tutup sehingga maknan yang digoreng tetap berada pada tekanan yang diinginkan. Makanan akan lebih cepat matang, bahkan pada temperatur minyak yang rendah SalamaderAlat ini merupakan broiler kecil yang digunakan terutama untuk membuat permukaan makanan tampak coklat atau mengkilap, biasanya ditaruh di makanan Food processorSecara umum serupa dengan pemotong makanan berkecepatan tinggi, yang digunakan untuk memotong dan mencampur makanan dalam jumlah besar dengan sangat cepat, dapat juga digunakan untuk melumatkan sup, daging mentah dan ikan untuk dijadikan BlenderMerupakan peralatan dapur yang sangat berguna, dan menghemat tenaga yang menggunakan penggerak berkecepatan tinggi untuk menggerakkan pisau stainless steel untuk memotong, menghaluskan atau melumatkan makanan secara efisien dan sangat MixerVertical mixer merupakan alat yang sangat penting dan berguna untuk berbagi pekerjaan mencampur dan memproses makann, baik di took roti dan di pengiris adalah mesin yang sangat berharga karena dapat mengiris makanan lebih baik dari pada menggunakan tangan. Juga sangat baik untuk pengontrolan porsi dan mengurangi pengolahan makananAda 3 metode pengolahan makananMetode Moist-heat Ialah metode dimana panas dihantarkan menuju bahan makanan melalui air termasuk kaldu, saus, dll atau dengan Dry-heat Metode dimana panas dihantarkan tanpa kelembaban, yaitu melalui udara panas, logam panas, atau dengan dengan minyak atau lemak - Metode dimana panas dihantarkan pada bahan makanan melalui minyak atau moist-heatMetode moist-heat, termasukmerebuspoachingmenyungkup braisingstewing memasak makanan dalam air atau cairan yang dibumbui yang mendidih pada suhu 100°C di atas permukaan laut, berapapun tingginya panas yang dihasilkan, temperatur cairan tidak akan melebihi yang memasak menggunakan cairan, biasanya dalam jumlah kecil, panas namun tidak mendidih, suhu berkisar 70° - 80° C. Poaching digunakan untuk memasak makanan yang ulet seperti ikan dan telur tanpa BraisingMenyungkup atau to braise’ berarti memasak dalam wadah tertutup dengan sedikit cairan, biasanya setelah bahan makanan dibuat kecoklatan terlebih dahulu. Dalam hampir semua masakan, cairan disajikan bersamaan dengan masakan sebagai meat biasanya dibuat berwarna coklat terlebih dahulu, misalnya digoreng dengan sedikit minyakbraising juga berkenaan dengan memasak aneka sayuran seperti kol atau kubis, pada suhu rendah dengan sedikit air, tanpa harus mencoklatkan dulu dengan minyak, atau hanya dengan sautéing ringan yang akan di-sungkup biasanya tidak seluruhnya ditutup cairan. Bagian paling atas dari produk dimatangkan dengan uap panas yang dipantulkan dari boleh dikerjakan pada tungku atau oven. Oven-braising memiliki tiga keuntungan a Pemasakan merata. Panas mengenai loyang/wadah kesemua sisi, tidak hanya bagian bawah. bTidak memerlukan perhatian yang terus menerus. Makanan dimasak pada suhu rendah dan tetap, tanpa harus selalu dicek. c Ruangan tungku/kompor bebas untuk maksud makanan dengan sedikit minyak dan menambahkan sedikit air. Tutup makanan dan masak dengan panas yang sangat rendah. Sangat perlu untuk mengecek bahan-bahan yang dimasak, jika terlalu banyak air – kurangi, jika tidak cukup tambahkan dengan kaldu atau air. Cairan biasanya disajikan bersama makanan sebagai ikan, daging berukuran kecil, sayur-sayuran dan makanan telah mengandung cukup air dan tidak perlu menambah lagi air untuk proses perebusan stewing.Mengukus“Mengukus”, berarti memasak menggunakan uap air panas secara langsungBiasanya menggunakan pemasak uap spesial yang didesain untuk menerima panci berukuran standar. Dapat juga dikerjakan pada rak di atas air mendidihMemasak dengan uap air mengacu pada memasak makanan yang dikemas atau dalam panci tertutup, dengan demikian dimasak dalam uap air panas yang terbentuk oleh kelembabannya air panas dalam keadaan normal adalah 100° C, sama seperti air mendidih. Bagaimana pun, uap membawa lebih banyak dibanding air mendidih dan masak dengan sangat cepat. Waktu pemasakan harus dikontrol untuk menghindari “kematangan”Uap air panas digunakan terutama untuk sayuran. Selain memasak dengan cepat, uap juga meminimalkan terjadinya kehilangan nilai gizi yang biasanya terjadi bila sayuran dimasak dengan cara “direbus/boiling”.Metode dry-heatMetode dry-heat termasukmemanggangmembakarbroiling. Memanggang dan membakar“Memanggang & membakar” mempunyai arti memasak makanan dengan panas, udara panas, biasanya dalam oven. Memasak dalam api terbuka dapat juga dapat dikategorikan memanggang misalnya kambing guling.memanggang biasanya untuk daging dan unggasmembakar biasanya berkenaan dengan roti, pastries, sayuran dan ikan. Membakar lebih umum dari pada yang tidak ditutup/dibungkus biasanya lebih mengena jika biasanya dibakar di atas membakar dalam oven konvensional, juru masak sebaiknya membiarkan temperatur yang tidak rata dengan sekali-sekali mengubah posisi produk.“Mem-Barbeque” berarti memasak dengan menggunakan panas kayu bakar arang atau batu bara. Dengan kata lain, barbequing adalah semacam membakar atau termasuk grilling secara tradisional yang memerlukan kayu broil” berarti memasak dengan penetrasi panas dari atas. Istilah broilling, grilling, dan gridling terkadang membingungkan; broiling dikerjakan dalam sebuah broiler, grilling di atas sebuah grill, gridling di atas Brolling adalah metode memasak dengan panas tinggi yang cepat, biasanya hanya untuk daging yang empuk, unggas dan ikan serta beberapa jenis Beberapa aturan dalam broilingsuhu memasak diatur oleh gerakan rak mendekat dan menjauh sumber panasgunakan panas rendah untuk yang lebih besar, atau bahan yang lebih tebal dan bahan yang dimasak matang well done. gunakan panas yang lebih tinggi untuk bahan yang lebih tipis dan dimasak setengah atau seperempat matangsebelum digunakan, broiller dipanaskan lebih dulu preheatmakanan sebaiknya dicelup dalam minyak untuk mencegah lengket dan kurang hanya dibalik sekali di kedua sisinya untuk menghindari penanganan yang tidak dengan minyak atau lemakMemasak dengan menggunakan minyak atau lemak dalam oven yang panas, termasukdeep-fryingshallow-fryingDeep – frying“Deep frying” berarti memasak makanan dengan mencelupkannya kedalam minyak panas. Kualitas produk yang digoreng dengan minyak banyak ini dapat dilihat dariserapan minyak yang minimumsedikitnya kelembaban yang hilangwarna keemasan yang menarikpermukaan makanan direndam dalam adonan butter terlebih dahulu sebelum di untuk deep – fryingGoreng pada suhu yang sesuaiJangan muati penggorengan terlalu banyakGunakan minyak yang berkualitas baikGanti 15% hingga 20% minyak dengan yang baru setelah sehari dipergunakanHindarkan menggoreng makanan yang beraroma khas yang kuat dengan minyak yang sama, jika memungkinkanGoreng pada saat waktu penyajian sudah dekatLindungi minyak dari musuh-musuhnya panas, oksigen, air, garam, rempah makanan, fryingMemasak dalam jumlah minyak sedang dalam sebuah penggorengan dengan panas/api ini digunakan untuk makanan berukuran besar, seperti paha kambing dan potongan-potongan ayam. Makanan tidak perlu ditiriskan untuk meyakinkan matang atau tidaknya seperti halnya yang biasanya dilakukan ketika dilakukan dengan panas lebih rendah dibandingkan sautéing, karena lebih besarnya potongan bahan yang minyak tergantung dari makanan yang besar makanan harus dibalik, setidaknya satu kali dalam setiap Juga Pengertian Napkin - Jenis-jenis dan Folding Napkin Cara Melipat Napkin Teknik Pengolahan Panas Basah Moist Heat CookingBoiling merebus Boiling adalah mengolah bahan makanan dengan cairan yang sedang mendidih suhu 100 ºC.Simmering merebus dibawah titik didih dengan api kecil Simmering adalah merebus bahan makanan dalam cairan pada suhu 90ºC- 95 ºC dengan perbandingan cairan dan bahan makanan 10 merebus dibawah titik didih 80ºC-90ºC Poaching adalah proses merebus bahan makanan secara perlahan slow bubbling dalam cairan dengan api yang sedikit lebih kecil dari proses simmering, dan cairan yang dipergunakan merupakan campuran cuka dan air. Istilah poaching hanya berlaku untuk egg, fish and menggulai Stewing adalah mengolah bahan makanan dengan cairan berbumbu, api sedang dan sering diaduk. Cairan yang bisa digunakan seperti susu, santan, merebus dalam cairan sedikit Braising adalah merebus bahan makanan di atas api atau di dalam oven dengan menggunakan cairan dalam jumlah sedikit atau setengah dari bahannya dengan menggunakan api kecil secara mengukus Steaming atau mengukus adalah memasak makanan dengan menggunakan uap air panas steam. Penelusuran yang terkait dengan Metode Dasar Memasakpengertian metode dasar memasakmetode dasar memasak pdfmetode memasakcontoh masakan poachingmetode memasak dapat dibagi menjadituliskan macam-macam metode dasar memasakcontoh masakan braisingcontoh masakan grilling 101 Gambar dan Steam Convection Oven 2. Boiling. a. Boiling Pan Boiling pan merupakan panci untuk merebus, mempunya i dua bentuk yaitu casting tuangan bundar dan casting persegi. Boiling pan di bawah ini mempunyai ukuran 110 cm x 96 cm . Gambar Boiling Pan b. Boiling Table – Induction Mempunyai bagian atas yang kuat dan secara otomatis akan hidup dan mati ketika panci diletakkan di atasnya. Alat ini terbuat dari stainless steel. c. Boiling Table - Oven Top Berguna untuk memanaskan makanan di panci dengan sumber panas dari gas dan listrik. d. Boiling Table - Solid Top Mempunya fungsi yang sama dengan oven top, tetapi oven ini mempunyai cast iron yang kuat. Sumber bahan bakarnya bisa dari gas atau listrik. Setelah alat ini dipakai sebaiknya dibersihkan dengan kertas emery kemudian diseka dengan lap kering. Di unduh dari 102 B A B V II Gambar dan Boiling Table e. Stockpot Stands Boiling table yang rendah dan dirancang untuk keamanan dan mempermudah proses pemindahan dari stockpot yang berat dari stove pot, alat ini bisa menggunakan gas ataupun listrik, standing top nya mempunyai ketinggian antara 40 – 60 cm dari lantai, alat ini terbuat dari stainless steel Gambar Stockpot Stand f. Titling Kettle Bagian ini adalah bagian terbesar dari boiling atau steaming. Menggunakan gas atau listrik, terbuat dari stainless steel, mempunyai pengontrol untuk mempercepat boiling atau simmering. Alat ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pemindahan makanan yang telah selesai dimasak, tilting kettle ini mempunyai kapasitas dari 15 hingga 100 liter. Di unduh dari 103 Gambar Titling Kettle 3. Deep Frying a. Thermotastically Controled Deep-Fryer Alat penggorengan ini mempunyai pengatur suhu untuk meminimalkan risiko kebakaran, modelnya terdiri dari gas dan listrik. Penggorengan ini didesain untuk digunakan secara manual maupun otomatis. Model otomatis berguna ketika makanan sudah matang penyaring akan mengangkat sendiri. b. Pressure Deep-Fryer Tight-fitting menutup bekas embun lembab yang mencegah uap ini jatuh ke masakan dan dapat mempersingkat waktu pemasakan. c. Continous Fryer Memproduksi makanan dalam skala besar, batch frying dapat diganti dengan continous fryer ini, makanan dimasak pada sistem conveyor-belt dan makanan yang digoreng dikumpulkan di tempat lain. Gambar Continous Fryer Di unduh dari 104 d. Oil Filter Alat ini terletak di sebelah luar untuk membersihkan minyak dari deep fryer. 4. Grilling Pengertian Pengolahan Makanan Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia atau oleh industri pengolahan makanan Winarno,1993. Mekanisme Pengolahan Bahan Makanan/Pangan þ Persiapan Bahan Makanan/Pangan Persiapan bahan makanan yaitu menyiapkan semua bahan makanan yang diperlukan sebelum dilakukan pengolahan, proses persiapan bahan makanan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu kegiatan yang spesifik dalam rangka mempersiapkan bahan makanan dan bumbu -bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan þ Pengolahan Bahan Makanan/Pangan Pengolahan bahan makanan merupakan suatu rangkaian/kegiatan mengubah memasak bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap pengolahan bahan makanan dilakukan oleh juru masak mulai dari membersihkan bahan makanan seperti mencuci, memotong, sampai pada proses memasak þ Distribusi dan Penyajian Makanan/Pangan Proses pendistribusian dan penyajian makanan dilakukan setelah semua proses dalam pengolahan selesai, dan makanan pun siap disajikan Teknik Dasar Pengolahan Makanan/Pangan Teknik dasar pengolahan makanan adalah mengolah bahan makanan dengan berbagai macam teknik atau cara. Adapun teknik dasar pengolahan makanan dibedakan menjadi 2 yaitu, teknik pengolahan makanan panas basah moist heat dan teknik pengolahan panas kering dry heat cooking . 1. Teknik Pengolahan Makanan Panas Basah Moist Heat Teknik pengolahan makanan panas basah adalah mengolahan makanan dengan bantuan cairan. Cairan tersebut dapat berupa kaldu stock , air, susu, santan dan bahan lainnya. Teknik pengolahan makanan panas basah ini memiliki berbagai cara di antaranya a. Teknik Boiling Boiling adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih. Untuk melakukan teknik boiling ada syarat tertentu yang harus dipenuhi , yaitu sebagai berikut 1. Cairan harus mendidih 2. Alat perebus disesuaikan dengan cairan dan jumlah bahan makanan yang akan diolah. 3. Alat perebus harus ditutup agar menghemat energi. 4. Buih yang ada diatas permukaan harus dibuang untuk mencegah bersatunya kemabali dalam cairan sehingga memengaruhi mutu makanan. Teknik boiling dapat dilakukan pada beberapa bahan makanan seperti, daging segar, daging awet, telur, pasta, sayuran, dan tulang. b. Teknik Poaching Selain teknik boiling, dikenal juga teknik poaching dalam pengolahan makanan. Poaching adalah merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam menggunakan cairan yang terbatas jumlahnya. Proses poaching berlangsung sedikit lama dan suhu dalam air berkisar 83 0C – 95 0C. Untuk melakukan poaching, perlu memperhatikan syarat berikut ini 1. Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 83 0C – 95 0C. 2. Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan. 3. Makanan harus tertutup dari cairan. 4. Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur. Teknik dasar pengolahan poaching, dapat dilakukan untuk mengolah berbagai jenis makanan seperti daging, unggas, otak atau pankreas binatang, ikan, buah-buahan, dan sayur. c. Teknik Braising Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit, kira-kira setengah dari bahan yang akan direbus dalam panci penutup dan api kecil secara perlahan-lahan. Untuk melakukan teknik braising, perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut 1. Teknik merebus dalam cairan yang sedikit. 2. Bahan yang diolah harus dipotong rapi dan sama besarnya. 3. Dalam pengolahan daging daging, caranya memasukan daging dalam braising pan, lalu siram dengan kaldu secukupnya, jangan sampai terendam seluruhnya. 4. Jika menggunakan sauce pan, caranya cairkan mentega dalam sauce pan, lalu masukkan daging dan balik hingga warnanya kecoklatan. Untuk sayuran aduk sambil dibolak – balik. 5. Jika proses pengolahan dalam oven, braising pan ditutup rapat dan masukan dalam oven. Apabila diolah diatas kompor perepian , posisi braising pan tertutup. Syarat –syarat menggunakan teknik braising ,yaitu sebagai berikut 1. Teknik ini cocok menggunakan daging bagian paha. 2. Daging disaute dengan mentega hingga warnanya kecoklatan. 3. Cairan pada proses braising dipakai untuk saus pada saat menghidangkan. 4. Selama proses braising berlangsung, boleh ditambah cairan bila telah berkurang. d. Teknik Stewing Stewing menggulai adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang. Pada proses stewing ini, cairan yang dipakai yaitu susu, santan, dan kaldu. Cairan dapat dikentalkan sebelum atau selama proses stewing berlangsung. Dalam pemberian garam, sebaiknya dimasukkan pada akhir stewing, karena dalam dagin dan sayur sudah terkandung garam. Untuk mengolah makanan dengan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut 1. Daging harus diblansir terlebih dahulu dalam air mendidih, agar kotorannya hilang 2. Potongan bahan disesuaikan dengan jenis yang akan diolah. 3. Saus untuk stewing dikentalkan dengan memakai tepung maizena. 4. Pengolahan daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan pada ikan mengaduknya hati-hati karena ikan mudah hancur. e. Steaming Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Teknik ini bisa dikenal dengan mengukus. Bahan makanan diletakkan pada steamer atau pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir le sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat berikut 1. Alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga mendidih dan mengeluarkan uap. 2. Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikukus. 3. Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan uap air langsung. 4. Air untuk mengukus harus mencukupi. Jika air kukusan habis, makanan yang dikukus akan beraroma hangus. 5. Untuk hasil yang baik, waktu pengukusan harus tepat. 2. Teknik Pengolahan Panas Kering Dry Heat Cooking Teknik pengolahan panas kering dry heat cooking adalah mengohah makanan tanpa bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan grilling. a. Deep frying Deep frying adalah mengolah makanan dengan menggoreng menggunakan minyak dalam jumlah banyak. Pada teknik ini yang digoreng betul-betul tenggelam dalam minyak dan meperoleh hasil yang krispi atau kering. Terdapat 4 cara styledeep fat frying yang populer, yaitu 1. Cara Perancis A’la Fraincaise, French Style a. Bahan makanan di marinade lalu dilapisi dengan tepung terigu atau maizena. b. Lalu goreng dalam minyak banyak dan panas. 2. Cara Inggris A’la Englaise, English Style a. Di marinade dalam bumbu lalu tiriskan. b. Celupkan dam putih telur lalu tepung panir. Ulangi sekali lagi. c. Goreng dalam minyak yang panas. 3. Cara Only Al Only, Only Style a. Makanan yang akan digoreng docelupkan dalam adonan. b. Kemudian langsung digoreng dalam minyak yang panas. 4. Cara menggoreng polos a. Bahan dibersihkan, lalu dimarinade atau tidak. b. Kemudian langsung digoreng dengan minyak yang banyak dan panas b. Shallow Frying Shallow frying adalah proses mengoreng yang dilakukan dengan cepat dalam minyak goreng yang sedikit. Untuk melakukan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut 1. Dalam menggoreng, menggunakan minyak goreng berbentuk cairan minyak kelapa, minyak salad, minyak jagung, atau minyak zaitun. 2. Selama proses menggoreng, menggunakan minyak yang sedikit. 3. Saat menggoreng, pastikan minyak telah panas sesuai suhu yang diinginkan. 4. Proses menggoreng dilakukan dengan cepat. Terdapat 2 cara dalam pengolahan shallow frying, yaitu cara pan frying dan sauteing. Pan frying merupakan cara menggoreng dengan minyak sedikit dan mempergunakan frying pan. Makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain telur mata sapi, daging, ommelet scrambled eggs, serta unggas yang lunak dan dipotong tipis. Sauteing adalah mengolah bahan makanan dengan menggunakan sedikit minyak sambil diaduk dan dilakakukan sacara cepat. Teknik ini sering dilakukan pada masakan cina, dan dipakai sebagai teknik penyelesaian pada sayuran kontinental. Pada pengolahan sayuran Indonesia disebut oseng-oseng tumisan. Bahan makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain onion chopped bawang bombay cincang,daging, sayuran, dan bumbu. c. Roasting Roasting adalah teknik mengolah bahan makanan dengan cara memanggang bahan makanan dalam bentuk besar didalam oven. Roasting bentuk seperti oven. Sumber panasnya berasal dari kayu bakar, arang, gas, listrik, atau micriwave oven. Waktu meroasting sumber panas berasal dari seluruh arah oven. Selama proses meroasting berjalan, harus disiram lemak berulaang kali untuk memelihara kelembutan daging dan unggas tersebut. Untuk melakukan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut 1. Pada saat pengolahan harus dibolak-balik agar matangnya merata. 2. Daging jenis lain jangan sering dibolak-balik untuk mencegah pengerutan. 3. Jika pada saat meroasting makanan menjadi kering, perlu dibasahi permukaannya dengan lemak atau cairan lemak yang keluar dari makanan tersebut. 4. Daging ditusuk dengan alat pengukur tingkat kematangan daging untuk mengetahui tingkat kematangan daging. 5. Daging utuh tidak berlemak, perlu dilarding. d. Baking Baking adalah pengolahan bahan makanan didalam oven dengan panas dari segala arah. Dalam teknik baking ini ada yang menggunakan loyang yang berisi air didalam oven, yaitu bahan makanan diletakkan dalam loyang. Contoh puding karamel, hot puding franfrurt. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat yaitu sebagai berikut 1. Sebelum bahan dimasukkan, oven dipanaskan sesuai suhu yang dibutuhkan. 2. Makanan didalam oven harus diletakkan dengan posisi yang tepat. 3. Selama proses baking, suhu harus terus diperiksa. 4. Kualitas makanan akan bergantung pada penanganan selama proses baking. 5. Sebelum diangkat dari oven, periksa kembali makanan. Penerapan teknik dasar baking dajpat dilakukan pada berbagai bahan makanan, diaantaranya kentang, roti, sponge, cake, biskuit, ikan, sayuran. e. Grilling Grilling adalah teknik mengolah makanan diatas lempengan besi panas gridle atau diatas pan dadar teflon yang diletakkan diatas perapian. Suhu yang dibutuhkan untuk grill sekitar 292 ◦c. Grill juga dapat dilakukan diatas bara langsung dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya. Dalam teknik ini, perlu diberikan sedikit minyak baik pada makanan yang akan diolah mauoun pada alat yang digunakan. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai berikut 1. Memilih bagian daging yang berkualitas dan empuk. Daging direndam dengan bumbu dimarinade sebelum digrill. 2. Kemudian mengolesi permukaan gridle dan bahan makanan dengan minyak goreng untuk menghindari lengket. 3. Pergunakan jepitan untuk membalik makanan. Penerapan teknik dasar grilling dapat dilakukan pada berbagai bahan makanan diantaranya daging, daging cincang,ikan, dan ayam. B. JENIS PERLAKUAN DALAM PROSES PENGOLAHAN 1. Suhu Tinggi Ø Suhu tinggi diterapkan baik dalam pengawetan maupun dalam pengolahan pangan. Ø Memasak, menggoreng, memanggang, dan lain-lain adalah cara-cara pengolahan yang menggunakan panas. Ø Proses-proses tersebut membuat makanan menjadi lebih lunak, dan lebih awet. Ø Pemberian suhu tinggi pada pengolahan dan pengawetan pangan didasarkan kepada kenyataan bahwa pemberian panas yang cukup dapat membunuh sebagian besar mikroba dan menginaktifkan enzim. Ø Pemanasan mengakibatkan efek mematikan terhadap mikroba. Efek yang ditimbulkannya tergantung dari intensitas panas dan lamanya pemanasan. Makin tinggi suhu yang digunakan, makin singkat waktu pemanasan yang digunakan untuk mematikan mikroba. 2. Blansing Blansing merupakan suatu cara pemanasan pendahuluan atau perlakuan pemanasan tipe pasteurisasi yang dilakukan pada suhu kurang dari 1000C selama beberapa menit, dengan menggunakan air panas atau uap. Biasanya suhu yang digunakan sekitar 82 – 93 oC selama 3 – 5 menit. Contoh blansing misalnya mencelupkan sayuran atau buah dalam air mendidih selama 3 – 5 menit atau mengukusnya selama 3 – 5 menit. Tujuan utama blansing ialah menginaktifan enzim diantaranya enzim peroksidase dan katalase, walaupun sebagian dari mikroba yang ada dalam bahan juga turut mati. Kedua jenis enzim ini paling tahan terhadap panas. Blansing biasanya dilakukan terhadap sayur-sayuran dan buah-buahan yang akan dikalengkan atau dikeringkan. Di dalam pengalengan sayur-sayuran dan buah-buahan, selain untuk menginaktifkan enzim, tujuan blansing yaitu a. Membersihkan bahan dari kotoran dan mengurangi jumlah mikroba dalam bahan b. Mengeluarkan atau menghilangkan gas-gas dari dalam jaringan tanaman, sehingga mrngurangi terjadinya pengkaratan kaleng dan memperoleh keadaan vakum yang baik dalam “headspace” kaleng. c. Melayukan atau melunakkan jaringan tanaman, agar memudahkan pengisian bahan ke dalam wadah d. Menghilangkan bau dan flavor yang tidak dikehendaki e. Menghilangkan lendir pada beberapa jenis sayur-sayuran f. Memperbaiki warna produk antara lainmemantapkan warna hijau sayur-sayuran. Cara melakukan blansing ialah dengan merendam dalam air panas merebus atau dengan uap air mengukus atau dinamakan juga “steam blanching”. Merebus yaitu memasukkan bahan ke dalam panci yang berisi air mendidih. Sayur-sayuran atau buah-buahan yang akan diblansing dimasukkan ke dalam keranjang kawat, kemudian dimasukkan ke dalam panci dengan suhu blansing biasanya mencapai 82 – 83oC selama 3 – 5 menit. Setelah blansing cukup walktunya, kemudian keranjang kawat diangkat dari panci dan cepat-cepat didinginkan dengan air. Pengukusan tidak dianjurkan untuk sayur-sayuran hijau, karena warna bahan akan menjadi kusam. Caranya ialah dengan mengisikan bahan ke dalam keranjang kawat, kemudian dimasukkan ke dalam dandang yang berisi air mendidih. 3. Pasteurisasi Pasteurisasi merupakan suatu proses pemanasan bahan pangan sampai suatu suhu tertentu untuk membunuh mikroba patogen atau penyebab penyakit seperti bakteri penyebab penyakit TBC, disentri, diare, dan penyakit perut lainnya. Dengan pasteurisasi masih terdapat mikroba, sehingga bahan pangan yang telah dipasteurisasi mempunyai daya tahan simpan yang singkat. Tujuan pasteurisasi yaitu Membunuh semua bakteri patogen yang umum dijumpai pada bahan pangan bakteribakteri patogen yang berbahaya ditinjau dari kesehatan masyarakat Memperpanjang daya tahan simpan dengan jalan mematikan bakteri dan menginaktifkan enzim. Mikroba terutama mikroba non patogen dan pembusuk masih ada pada bahan yang dipasteurisasi dan bisa berkembang biak. Oleh karena itu daya tahan simpannya tidak lama. Contohnya susu yang sudah dipasteurisasi bila disimpan pada suhu kamar hanya akan tahan 1 – 2 hari, sedangkan bila disimpan dalam lemari es tahan kira-kira seminggu. Karena itu untuk tujuan pengawetan, pasteurisasi harus dikombinasikan dengan cara pengawetan lainnya, misalnya dengan pendinginan. Pasteurisasi biasanya dilakukan pada susu, juga pada saribuah dan suhu yang digunakan di bawah 100 ˚C. Contohnya1. Pasterurisasi susu dilakukan pada suhu 61 – 63 0C selama 30 menit; 2. Pasteurisasi saribuah dilakukan pada suhu 63 – 74 0C selama 15 – 30 menit. Pasteurisasi pada sari buah dan sirup dapat dilakukan dengan cara “hot water bath”. Pada cara “hot water bath”, wadah yang telah diisi dengan bahan dan ditutup sebagian atau rapat dimasukkan ke dalam panci terbuka yang diisi dengan air. Beberapa cm 2,5 – 5,0 cm di bawah permukaan wadah. Kemudian air dalam panci dipanaskan sampai suhu di bawah 100 0C 71 – 85 0C , sehingga aroma dan flavor tidak banyak berubah. 4. Sterilisasi Sterilisasi adalah proses termal untuk mematikan semua mikroba beserta sporasporanya. Spora-spora bersifat tahan panas, maka umumnya diperlukan pemanasan selama 15 menit pada suhu 121 ˚C atau ekivalennya , artinya semua partikel bahan pangan tersebut harus mengalami perlakuan panas. Mengingat bahwa perambatan panas melalui kemasan misalnya kaleng, gelas dan bahan pangan memerlukan waktu, maka dalam prakteknya pemanasan dalam autoklaf akan membutuhkan waktu lebih lama dari 15 menit. Selama pemanasan dapat terjadi perubahanperubahan kualitas yang tidak diinginkan. Untungnya makanan tidak perlu dipanaskan hingga steril sempurna agar aman dan memiliki daya tahan simpan yang cukup lama. Semua makanan kaleng umumnya diberi perlakuan panas hingga tercapai keadaan steril komersial . Biasanya daya tahan simpan makanan yang steril komersial adalah kira-kira 2 tahun. Kerusakan-kerusakan yang terjadi biasanya bukan akibat pertumbuhan mikroba, tetapi karerna terjadi kerusakan pada sifat-sifat organoleptiknya akibat reaksi-reaksi kimia. Pemanasan dengan sterilisasi komersial umumnya dilakukan pada bahan pangan yang sifatnya tidak asam atau bahan pangan berasam rendah. Yang tergolong bahan pangan ini adalah bahan pangan hewani seperti daging, susu, telur, dan ikan serta beberapa jenis sayuran seperti buncis dan jagung. Bahan pangan berasam rendah mempunyai risiko untuk mengandung bakteri Clostridium botulinum, yang dapat menghasilkan racun yang mematikan jika tumbuh dalam makanan kaleng. Oleh karena itu spora bakteri tersebut harus dimusnahkan dengan pemanasan yang cukup tinggi. Sterilisasi komersial adalah pemanasan pada suhu 121,1 ˚C selama 15 menit dengan menggunakan uap air bertekanan, dilakukan dalam autoklaf. Tujuan sterilisasi komersial terutama untuk memusnahkan spora bakteri patogen termasuk spora bakteri C. Botulinum. 5. Pendinginan Pendiginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2 -10 0C. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan. Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku yaitu pada suhu 12 – 24 0C. Pembekuan cepat quick freezing di lakukan pada suhu -24 – 40 0C Winarno, 1993. Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu tergantung pada macam bahan panganya, sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun. Perbedaan lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya terhadap keaktifan mikroorganisme di dalam bahan pangan. Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan pangan tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika bahan pangan beku misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di biarkan mencair kembali thawing, pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat dan pembekuan masing-masing juga berbeda pengaruhnya terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat bahan pangan menjadi rusak pada suhu penyimpangan yang terlalu rendah. 6. Fermentasi Proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan panan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan pangan dengan dioproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karekateristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik Winarno, 1993. Contoh-contoh produk pangan fermentasi ini bermacam-macam; mulai dari produk tradisional misalnya tempe, tauco, tape sampai kepada produk yang modern misalnya salami dan yoghurt. Proses fermentasi dalam pengolahan pangan mempunyai beberapa keuntungan-keuntungan, antara lain 1. Proses fermentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu normal, sehingga tetap mempertahankan atau sering bahkan meningkatkan nilai gizi dan organoleptik produk pangan. 2. Karakteristik flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat khas, tidak dapat diproduksi dengan teknik/metoda pengolahan lainnya. 3. Memerlukan konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada kisaran suhu normal, 4. Modal dan biaya operasi untuk proses fermentasi umumnya rendah, dan teknologi fermentasi umumnya telah dikuasi secara turun temurun dengan baik. 7. Pengeringan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan energy panas Winarno, 1993. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai 53 batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih itu, banyak bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah di keringkan, misalnya tembakau, kopi, the, dan biji-bijian. Di samping keuntungan-keuntunganya, pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu karena sifat asal bahan yang di keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik dan kimianya, penurunan mutu dan yang lainya juga disebabkan beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum di pakai, misalnya harus di basahkan kembali rehidratasi sebelum di pengeringan dapat berlangsung, harus di berikan energi panas pada bahan yang di keringkan, dan di perlukan aliran udara untuk mengalirkan uap air yang terbentuk keluar dari daerah uap air ini daoat juga di lakukan secara vakum. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi pada setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua permukaan bahan yang mempengaruhi pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan. 8. Penggunaan Bahan Kimia Bahan pengawet dari bahan kimia berfungsi membantu mempertahankan bahan makanan dari serangan makroba pembusuk dan memberikan tambahan rasa sedap, manis, dan pewarna. Contoh beberapa jenis zat kimia cuka, asam asetat, fungisida, antioksidan, in-package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion dan growth regulatory untuk melindungi buah dan sayuran dari ancaman kerusakan pasca panen untuk memperpanjangkesegaran masam pemasaran. Nitogen cair sering digunakan untuk pembekuan secara tepat buah dan sayur sehinnga dipertahankan kesegaran dan rasanya yang nyaman. Berdasarkan Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dengan revisi No. 1168/ Menkes/ Per/X/1999 menyatakan bahwa bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan Cahyadi, 2008. C. PERUBAHAN AKIBAT PERLAKUAN DALAM PROSES PENGOLAHAN Berbagai Perubahan yang mungkin terjadi pada komponen makro bahan pangan selama proses pengolahan pangan. Komponen Bahan Pangan Perubahan yang Mungkin Terjadi Selama Proses Pengolahan Pangan Protein ¨ Denaturasi karena panas akan menyebabkan perubahan kelarutan, sehingga akan mempengaruhi tekstur pada bahan pangan. ¨ Penyimpangan flavor yang disebabkan karena oksidasi dikatalisis oleh cahaya ¨ Degradasi enzimatik yang akan menyebabkan perubahan pada tekstur dan flavor bisa menyebabkan terbentuknya flavor pahit ¨ Pembekuan dapat menyebabkan protein mengalami perubahan konformasi dan kelarutannya. Lipida ¨ Hidrolisis enzimatik yang dapat menyebabkan terbentuknya off-flavor seperti terbentuknya flavor sabun soapy atau bau prengus goaty tergantung jenis lipida yang ada. ¨ Menyebabkan minyak goreng menjadi tidak baik untuk digunakan, mengalami perubahan sifat fungsional dan sifat kristalisasinya. ¨ Oksidasi asam lemak tidak jenuh yang akan menyebabkan flavor menyimpang off flavor. Karbohidrat ¨ Perlakuan panas tinggi akan menyebabkan terbentuknya interaksi antara gula pereduksi dan gugus amino yang akan menyebabkan terjadinya reaksi Maillard menyebabkan proses pencoklatan dan perubahan flavor. ¨ Hidrolisis pati dan gum dapat menyebabkan perubahan tekstur dari system pangan, beberapa pati dapat didegradasi oleh enzim ataupun kondisi asam. Vitamin Tergantung dari jenis vitaminnya, maka berbagai proses perubahan bisa terjadi kerusakan/ kehilanganjika produk pangan mengalami proses pengolahan; terutama karena proses pemanasan, pencahayaan, ataupun terekspos dengan udara oksigen. Boiling merupakan salah satu dari banyaknya teknik dasar dalam memasak. Khusus bagi kalangan yang ingin dan akan bergelut di bidang kuliner, tentunya harus memahami apa itu pengertian boiling. Walaupun demikian, informasi ini tidak hanya penting bagi mereka yang ingin berkarir saja. Ketika berurusan dengan dapur dan masakan pun, masyarakat sebaiknya mengetahui hal-hal dasar dari boiling dan beberapa teknik dasar memasak lainnya. Teknik Dasar Memasak Memasak tanpa teknik dasar tentu akan menghasilkan menu santapan yang kacau atau bahkan tidak jadi. Pada umumnya, teknik inilah yang akan menjadi pedoman dalam menjadikan hasil masakan bisa maksimal dan enak. Banyak sekali teknik yang dapat digunakan agar karya tangan para pemasak dapat optimal. Secara umum, dalam memasak, anas, suhu, dan durasi adalah hal-hal dasar yang harus dipahami sebelum beralih menuju teknik-teknik dasar ketika proses memasaknya. Teknik Dasar Memasak Moist Heat Cooking Salah satu teknik dasar memasak yang dikelompokkan menjadi beberapa macam teknik adalah moist heat cooking, di mana memasak memerlukan cairan seperti kaldu atau air. Bahan yang dimasak biasanya keras, dan teknik ini dibutuhkan untuk menjadikannya lebih lunak sesudah matang. 1. Teknik Braising Sebelum menuju ke pengertian boiling, teknik pertama adalah braising, di mana merupakan teknik merebus dengan komposisi cairan adalah 3/4 dari bahan makanan. Beberapa cara dalam memasak dengan teknik braising adalah sebagai berikut. Siapkan daging, umumnya yang akan dimasak saat belum dipotong, sebab kalau dipotong dengan ukuran kecil, dikhawatirkan akan hancur saat bumbu tabur pada daging seperti lada dan garam, atau garlic bahan di tempat memasak dengan sedikit daging, dan balik sampai keseluruhan berwarna cokelat daging, lalu masukkan sayur dan sampai mendidih, kemudian masukkan panci, tunggu sampai daging terasa empuk. 2. Teknik Steaming Kukus Bila sudah terbiasa memasak, pasti tidak asing dengan teknik ini. Mengukus berarti memanfaatkan uap masakan untuk mematangkan masakan. Alat kukus dapat berupa dandang, rice cooker, risopan, langseng, dan sebagainya. Teknik ini termasuk sederhana, sebab hanya perlu memanaskan air di atasnya serta dialasi tatakan untuk menaruh bahan makanan. Teknik ini baik untuk menghindari warna makanan yang tidak pudar dan meminimalisir hilangnya zat gizi ketika bahan makanan dimasak. 3. Pengertian Boiling Rebus Pengertian dari boiling adalah merebus; memasak dengan menggunakan cairan yang kuantitasnya lebih banyak daripada bahan masakan itu sendiri. Umumnya, teknik ini memerlukan suhu didih sekitar 100 derajat Celcius. Ada sejumlah hal krusial yang mesti diketahui dalam melakukan teknik ini. Cairan harus mendidih. Karena tekniknya merebus, maka cairan harus benar-benar mendidih agar bahan masakan yang direbus dapat bersih dan rebus sama dengan jumlah bahan masakan. Hal ini diperlukan agar proses memasak dapat lebih efektif dan alat perebus untuk menghemat energi. Hal ini diperlukan agar bahan masakan yang direbus dapat segera mendidih sekaligus menghemat buih permukaan hasil bahan masakan juga akan berpengaruh terhadap durasi memasak juga akan berpengaruh terhadap banyaknya gizi yang terbuang saat bahan masakan direbus. Mengacu pada pengertian boiling, terdapat tiga langkah dalam teknik ini, yaitu nucleate, transition, serta film. Ketiganya didasarkan pada suhu perebusan mulai dari suhu panas paling rendah sampai yang paling tinggi. Nucleate Boiling. Tahap ini adalah proses merebus yang baru dimulai, dapat diketahui dengan adanya gelembung air pada Boiling. Tahap ini adalah proses selama perebusan dan terjadi penguapan. Sumber panas diberhentikan tiba-tiba. Susunan uap pada permukaan cairan itulah yang disebut film Boiling. Tahap ini adalah proses merebus yang tidak konstan dikarenakan suhu perebusan sudah diubah; di antara suhu maksimal nucleation dan suhu minimum film boiling. 4. Teknik Blanching Setelah teknik merebus dan pengertian boiling, mari beralih ke teknik berikutnya, yaitu blanching. Teknik memasak ini adalah dengan mencelupkan bahan masakan ke dalam air mendidih. Cairan yang dapat dipakai untuk teknik ini adalah air dan minyak. Teknik blanching memiliki beberapa tujuan, di antaranya adalah sebagai berikut. Membebaskan bahan masakan dari proses bahan masakan yang setengah matang menjadi lebih mudah diolah. Untuk menjaga kondisi bahan masakan tetap pada nilai gizi yang ada, umumnya teknik ini diikuti dengan proses refreshing, di mana bahan yang telah di-blanching akan langsung dibawa ke air yang mengalir atau dimasukkan ke dalam air es. 5. Teknik Simmering Simmering adalah teknik memasak yang mirip dengan boiling merebus, tetapi teknik ini memerlukan api kecil dalam durasi yang sedikit lama. Umumnya teknik simmering digunakan dalam membuat menu dengan kuah kaldu. 6. Teknik Poaching Mirip dengan teknik simmering, pada teknik ini air rebusan dicampur dengan bahan tambahan yang bergantung pada menu yang akan dimasak, seperti cuka, gula, dan sebagainya. Suhu yang digunakan untuk merebus adalah 75-85 derajat Celcius. Kuantitas bahan masakan yang dapat diolah dengan teknik poaching dapat berupa telur dan ikan. Teknik simmering dapat pula dijadikan teknik dalam membuat minuman lezat serta hidangan penutup yang enak. 7. Teknik Stewing Setup Teknik memasak ini memerlukan cairan dengan persentase kuantitas tidak lebih banyak dari setengah bahan yang akan dimasak. Cairan yang umumnya dipakai dalam proses memasak adalah saus, air, atau kaldu. Apakah pengertian boiling dan hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam teknik ini sudah diterapkan selama ini? Meski tidak dijelaskan secara rinci, tetap perhatikan pin-poin dasar dalam memasak dengan menggunakan teknik dasar yang lain, ya! Fungsi boiler serta komponen utamanya seharusnya patut untuk kita ketahui, terlebih bagi yang sedang bekerja pada pabrik-pabrik yang menggunakan alat ini. Pada dasarnya, peralatan industri memang tidak ada habisnya untuk dibahas, setelah pada artikel sebelumnya kita telah diulas mengenai berbagai macam alat industri seperti pompa, evaporator, desalter, kondensor dan sebagainya. Pada artikel ini akan dibahas mengenai boiler karena alat ini merupakan salah satu alat yang umum digunakan pada kilang minyak maupun di pabrik-pabrik saja Anda pernah mendengar nama alat ini, tetapi mungkin belum mengerti apa yang dimaksud dengan boiler, fungsi boiler dan komponen-komponen utamanya. Untuk memahami hal tersebut, silahkan baca ulasannya di bawah. Pabrik yang menggunakan boiler sumber Fungsi Boiler dan Komponen Utamanya Pada dasarnya boiler adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan air dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar, panas hasil pembakaran selanjutnya panas hasil pembakaran dialirkan ke air sehingga menghasilkan steam uap air yang memiliki temperatur tinggi. Dari pengertian tersebut berarti kita dapat menyimpulkan bahwa boiler berfungsi untuk memproduksi steam uap yang dapat digunakan untuk proses/kebutuhan selanjutnya. Seperti yang kita ketahui bahwa steam dapat digunakan untuk menjaga suhu dalam kolom destilasi minyak bumi dan proses evaporasi pada evaporator. Umumnya bakar yang digunakan untuk memanaskan boiler yaitu batu bara, gas, dan bahan bakar minyak. Bagian-Bagian Pada Boiler dan Fungsinya Sama seperti pompa, kompresor dan peralatan pabrik lainnya yang tersusun dari berbagai komponen sehingga alat tersebut dapat beroperasi dan menjalankan perannya. Boiler juga tersusun dari berbagai macam komponen dengan fungsinya masing-masing. Di bawah ini adalah fungsi dari masing-masing komponen pada boiler, yaitu 1. Tungku Pengapian Furnace Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan menjadi sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran. Proses perpindahan panas pada furnace terjadi dengan tiga cara Perpindahan panas secara radiasi, dimana akan terjadi pancaran panas dari api atau gas yang akan menempel pada dinding tube sehingga panas tersebut akan diserap oleh fluida yang mengalir di dalamnya. Perpindahan panas secara konduksi, panas mengalir melalui hantaran dari sisi pipa yang menerima panas kedalam sisi pipa yang memberi panas pada air. Perpindahan panas secara konveksi. panas yang terjadi dengan singgungan molekul-molekul air sehingga panas akan menyebar kesetiap aliran air. Di dalam furnace, ruang bakar terbagi atas dua bagian yaitu ruang pertama dan ruang kedua. Pada ruang pertama, di dalamnya akan tejadi pemanasan langsung dari sumber panas yang diterima oleh tube pipa, sedangkan pada ruang kedua yang terdapat pada bagian atas, panas yang diterima berasal dari udara panas hasil pembakaran dari ruang pertama. Jadi, fungsi dari ruang pemanas kedua ini yakni untuk menyerap panas yang terbuang dari ruang pemanasan pertama, agar energi panas yang terbuang secara cuma-cuma tidak terlalu besar, dan untuk mengontrol panas fluida yang telah dipanaskan pada ruang pertama agar tidak mengalami penurunan panas secara berlebihan. 2. Steam Drum Steam drum berfungsi sebagai tempat penampungan air panas serta tempat terbentuknya uap. Drum ini menampung uap jenuh saturated steam beserta air dengan perbandingan antara 50% air dan 50% uap. untuk menghindari agar air tidak terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat-sekat, air yang memiliki suhu rendah akan turun ke bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan kemudian menguap. 3. Superheater Merupakan tempat pengeringan steam, dikarenakan uap yang berasal dari steam drum masih dalam keadaan basah sehingga belum dapat digunakan. Proses pemanasan lanjutan menggunakan superheater pipe yang dipanaskan dengan suhu 260°C sampai 350°C. Dengan suhu tersebut, uap akan menjadi kering dan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin maupun untuk keperluan peralatan lain. 4. Air Heater Komponen ini merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara yang digunakan untuk menghembus/meniup bahan bakar agar dapat terbakar sempurna. Udara yang akan dihembuskan, sebelum melewati air heater memiliki suhu yang sama dengan suhu udara normal suhu luar yaitu 38°C. Namun, setelah melalui air heater, suhunya udara tersebut akan meningkat menjadi 230°C sehingga sudah dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan air yang terkandung didalamnya karena uap air dapat menganggu proses pembakaran. 5. Dust Collector Pengumpul Abu Bagian ini berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan abu yang berada pada aliran pembakaran hingga debu yang terikut dalam gas buang. Keuntungan menggunakan alat ini adalah gas hasil pembakaran yang dibuang ke udara bebas dari kandungan debu. Alasannya tidak lain karena debu dapat mencemari udara di lingkungan sekitar, serta bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan pada alat akibat adanya gesekan abu maupun pasir. 6. Pengatur Pembuangan Gas Bekas Asap dari ruang pembakaran dihisap oleh blower IDF Induced Draft Fan melalui dust collector selanjutnya akan dibuang melalui cerobong asap. Damper pengatur gas asap diatur terlebih dahulu sesuai kebutuhan sebelum IDF dinyalakan, karena semakin besar damper dibuka maka akan semakin besar isapan yang akan terjadi dari dalam tungku. 7. Safety Valve Katup pengaman Alat ini berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah melebihi batas yang telah ditentukan. Katup ini terdiri dari dua jenis, yaitu katup pengaman uap basah dan katup pengaman uap kering. Safety valve ini dapat diatur sesuai dengan aspek maksimum yang telah ditentukan. Pada uap basah biasanya diatur pada tekanan 21 kg per cm kuadrat, sedangkan untuk katup pengaman uap kering diatur pada tekanan 20,5 kg per cm kuadrat. 8. Gelas Penduga Sight Glass Gelas penduga dipasang pada drum bagian atas yang berfungsi untuk mengetahui ketinggian air di dalam drum. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengontrolan ketinggian air dalam ketel selama boiler sedang beroperasi. Gelas penduga ini harus dicuci secara berkala untuk menghindari terjadinya penyumbatan yang membuat level air tidak dapat dibaca. 9. Pembuangan Air Ketel Komponen boiler ini berfungsi untuk membuang air dalam drum bagian atas. Pembuangan air dilakukan bila terdapat zat-zat yang tidak dapat terlarut, contoh sederhananya ialah munculnya busa yang dapat menganggu pengamatan terhadap gelas penduga. Untuk mengeluarkan air dari dalam drum, digunakan blowdown valve yang terpasang pada drum atas, katup ini bekerja bila jumlah busa sudah melewati batas yang telah ditentukan. Baca Juga Jenis-jenis Boiler Berdasarkan Cara Kerjanya Sekian pembahasan kita tentang fungsi boiler serta komponen utamanya, semoga bermanfaat bagi pembaca terutama yang memiliki aktivitas di bidang industri maupun bagi yang sedang menuntut ilmu. Tentunya artikel ini masih memiliki banyak kekurangan, jadi harap dimaklumi. Marilah kita belajar bersama, Terimakasih!